Indonesia NIAN – Akses jalan menuju ke kawasan puncak Gunung Kelud
terus diperbaiki pasca erupsi 14 Februari 2014 silam. Termasuk jalur
menuju ke lokasi kawah. Proyeknya telah dikerjakan beberapa minggu ini.
Terutama menggali ulang terowongan yang telah tertimbun material
letusan. Penanggungjawab Gunung Berapi Jawa Tengah dan Jawa Timur Umar
Rosyadi membenarkan pentingnya penggalian ulang untuk membuka
terowongan. Ini agar kawasan kawah yang saat ini masih terendap material
bisa dikurangi volume airnya. “Mengingat ini musim penghujan, maka
penting untuk diwaspadai,” katanya.
Apalagi masih banyak material lepas yang bisa tergerus saat hujan dan
bisa menyebabkan banjir lahar. “Kalau untuk pemicu letusan gempa sih enggak,”
ucapnya. Hanya saja jika kawah terisi banyak air, dikhawatirkan saat
meletus jangkauan lahar terlalu jauh. “Ini membahayakan,” imbuhnya.
Pada erupsi 2007, Umar mengungkapkan, hanya ada 2,5 juta kubik volume
air di kawah Kelud. Padahal sebelum dibuat terowongan berlapis, volume
air di kawah itu mencapai 40 juta kubik. Makanya, sebelum letusan 2007,
lahar panas bisa meleleh dan menyebabkan bekas letusan semakin jauh dan
lama.
Karena itu, Umar tidak membayangkan jika jumlah debit air di kawah
saat letusan 2014 lalu juga mencapai 40 juta kubik. Saat itu,
menurutnya, yang dimuntahkan bukan lahar panas tetapi hanya hujan abu. Hujan abu bahkan sampai ke Jogjakarta dan sekitarnya.
Sementara itu, setelah meletus, proyek Semeru dan Kelud mulai
dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Beberapa minggu ini, jalan
menuju kawah mulai dibuka untuk alat-alat berat. Camat Ngancar Ngaseri
mengakui, perbaikan terowongan Kelud memang sudah dimulai.
Namun wisatawan belum dapat ke sana. Sebab, hingga jarak tiga
kilometer, jalan menuju kawah belum dibuka untuk umum. “Materialnya
masih banyak,” ucapnya. Maka, pengerjaan utamanya nanti mengeruk
material ke tempat-tempat yang lebih rendah. “Material tidak mungkin
dibawa, hanya dipindahakan saja,” tambahnya. (rq/ndr)
0 Response to "Siap-siap Masuk Kawah Kelud"
Post a Comment